22 Januari 2010

Gawat, Hutan Kalimantan Susut -1,5% per Tahun

Mencengangkan, menurut data dari PBB yang dilansir Reuters pada Agustus 2009 lalu. Indonesia khususnya Kalimantan ternyata rata-rata tingkat deforestasinya dalam kategori paling tinggi. Berikut gambaran rata-rata tingkat deforestasi global.

19 Januari 2010

Studi, Sisa-sisa Minyak Exxon Valdez


Bencana tumpahnya minyak ke laut oleh Exxon Valdez 1989 masih menyisakan kerusakan lingkungan. Sebuah studi menggungkap bahwa sisa minyak kini masih terperangkap di lapisan kerikil di pantai Alaska.


Seperti yang di publikasikan Nature Geoscience pada Januari 2010, tim peneliti menjelaskan bahwa minyak yang telah melewati permukaan tanah akan terserap 1.000 kali lebih lambat kemudian terjebak di lapisan kerikil. Kurangnya oksigen dan nutrisi lapisan kerikil dipastikan sebagai penyebab menyebarnya minyak.

Seperti diketahui, kapal tanker Exxon Valdez menumpahkan 38.000 ton minyak mentah ke Prince William Sound, Alaska setelah menabrak bukit karang. Kejadian ini dianggap sebagai salah satu bencana bocornya minyak terburuk dalam sejarah. Akibatnya, lebih dari 2.000 km luasan dari garis pantai terkena dampaknya. Ribuan burung laut dan industri perikanan paling merasakan akibatnya.

Lima tahun setelah bencana, minyak itu telah menyebar dengan laju sekitar 70% per tahun. Operasi pembersihan lalu diputuskan diakhiri pada 1992 dengan harapan sisa minyak dapat menyebar tidak lama ke beberapa tahun kemudian.

Warisan tersisa

Professor Michel Boufadel dari Universitas Temple, Philadelphia, AS melakukan penelitian selama tiga tahun. Ia melakukan pengumpulan data di sejumlah pantai untuk mengetahui sisa pencemaran. Hasil penelitian kemudian membeberkan, minyak menghilang hanya pada tingkat 4% per tahun dan sekitar 20.000 galon tetap menyelimuti pantai.

Profesor Boufadel, Direktur Center for Natural Resources Development and Protection universitas tersebut menjelaskan. Menurutnya, kerikil pantai di Alaska terdiri atas dua lapisan. Pada lapisan atas berkharaktersangat permeabel dan lapisan bawah justru sebaliknya, permeabilitas sangat rendah. Logikanya, lapisan bawah telah dipadatkan sebagai akibat pasang surut air laut.

"Anda memiliki jumlah oksigen tinggi di air laut, sehingga Anda akan berpikir bahwa oksigen akan berdifusi di pantai dan turun 5-10 cm ke lapisan bawah dan sampai ke minyak," jelas Prof Boufadel .

"Tapi gerakan alami di lapisan kerikil menghalangi oksigen untuk menyebar ke lapisan bawah,” tambahnya.

Para peneliti kemudian tertarik untuk mengetahui sebab minyak itu ‘terkunci’ di pantai. Alhasil diketahui salah satunya karena faktor biologi. Diketahui bahwa oksigen dan nutrisi itu dibutuhkan mikroorganisme untuk “menguraikan” minyak.

Nantinya, temuan awal ini diharapkan dapat diaplikasikan langsung untuk mengetahui kerentanan pantai di seluruh dunia akibat kontaminasi minyak. Selain itu, agar dapat memberi panduan mengenai pemulihan polusi minyak di pantai.

Kini, pekerjaan pun masih beranjut, Profesor Boufadel dan timnya sedang mencari cara untuk mengetahui tingkat oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan guna mempercepat pembuangan sisa minyak.

Sumber: BBC

13 Januari 2010

Gedung Putih Pun Berkebun


Siapa bilang berkebun pekerjaan kampungan dan terkesan kotor. Buktinya di Amerika Serikat, bahkan di halaman Gedung Putih sekalipun, berkebun telah menjadi kegiatan sehari-hari para keluarga besar kepresidenen. Tak terkecuali Michelle Obama sekalipun, sejak suaminnya Barack Obama menjabat presiden AS, ia membuka kebun di halaman sisi barat daya White House. Saat luang, Michelle berbagi waktu dengan anak-anak SD setempat untuk berocok tanam sayur-sayuran. Hasil kebun itu kemudian ia masak dan dihidangkan bersama. Tak tanggung-tanggung, wanita nomor satu di AS itu meracik bumbu menu dengan tangannya sendiri.

Michell bukan orang pertama di keluarga kepresidenan AS yang gemar berkebun. Berikut sejarah singkat kegiatan berkebun di Gedung Putih dari berbagai era keprisedenan AS:

- Thomas Jefferson - Dia adalah presiden pertama yang menyewa tukang kebun yang merangkap pembina dapur kebun White House. Dan saat John Quincy Adams menjabat presiden, kebun diperluas dengan membangun kebun pembibitan (nursery) dan 0,8 hektare lahan untuk tanaman sayur-sayuran, buah, bunga, herba dan pohon peneduh.

- Abraham Lincoln - Saat terjadi perang saudara di AS (1980-an), kebun baru dibangun di halaman sebelah barat daya Gedung Putih. Lincoln dan istrinya Mary Todd sering berjalan-jalan memanen sendiri hasil kebunnya. Namun sayang sekali kebun yang dibangunnya tidak bertahan lama, pada 1871, Presiden Ulysses S Grant mengalihkannya untuk membangun West Executive Avenue.

- Franklin D Roosevelt - Saat Perang Dunia II, ibu negara Eleanor Roosevelt dibantu Diana Hopkins, putri penasehat presiden Harry Hopkins menanami lahan Gedung Putih dengan bibit sayur-sayuran sebagai dukungan terhadap ketahanan pangan rakyat. Dengan bimbingan Ibu Negara, Diana Hopkins yang saat itu berumur 10 tahun, ia menanami area sekitar taman bunga dengan bermacam bibit sayuran. Mereka mengganggap itu bukan sebagai kebun biasa, melainkan sebuah ‘kebun kemenangan’.

- Barack Obama - Michelle Obama bersama murid sekolah dasar setempat menanam sayur-mayur di kebun halaman barat daya Gedung Putih. Lahan seluas 102 meter persegi itu mereka tanami tanaman seperti rempah-rempah, tanaman bumbu, selada, lobak, kacang polong, serta arbei. Meniru Eleanor Roosevelt, Michelle menggangap itu juga bukan kegiatan biasa. Menurutnya, bercocok tanam sayuran organik, memanen hasil, dan mengkonsumsinya adalah bagian dari kampanye untuk menyadarkan pola makan sehat sejak dini.

Nah, kenapa sekarang harus malas apalagi merasa gengsi menghijaukan pekarangan rumah kita. Tak punya pekarangan pun sekarang tak sulit, dengan pot plant yang sering dijajakan di pinggir jalan pun bisa.

Mari hijaukan Bumi di mulai dari rumah kita...!

Foto:
www.nydailynews.com
Sumber: National Park Service, Michelle Obama's office.